0 Masa Remaja

Jumat, 06 Januari 2012
10 Penyebab Remaja Nakal, Kamu Harus Tau


Jakarta, Benarkah remaja bermasalah itu sudah biasa? Ada 10 penyebab munculnya kenakalan remaja. Tapi dengan komunikasi dua arah dan pemantauan dari orangtua, kenakalan remaja bisa dihindari.

Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.

Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik.


Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.

Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun.

Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya. 


Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:

1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.

2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua.


Keluarga yang Memicu?

Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan.

  •  
  • Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah.
  •  
  • Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan.
  •  
  • Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado, Minggu (23/1/2011)
  •  
  • Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  • Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  • Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  • Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  • Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  • Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  • Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  • Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  • Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  • Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.

Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.

"Guru yang kurang sensitif terhadap hal ini juga bisa membuat remaja menjadi semakin sulit diperbaiki perilakunya. Demikian juga dengan guru yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah. Bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi," ujar Prof. Arif Rachman, pakar pendidikan dari UNJ.

Sementara M Faisal Magrie, konsultan psikologi remaja dari Asosiasi Berbagi, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah munculnya perilaku kenakalan pada anak remaja.

Menurut Faisal, mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. "Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon," kata Faisal.

Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.

Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.

Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.

Berikan batasan yang jelas.
Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya.

Berdiskusilah untuk tawar menawar.
Lakukan tawar menawar melalui diskusi mengenai perilaku lainnya yang dianggap berpotensi membuat anak menjadi nakal, seperti pulang malam, menginap, atau bahkan memilih pacar.

Biarkan anak menentukan standar moralnya sendiri.
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.

Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah.
Pengawasan dan pemantauan orangtua di rumah bisa dilengkapi dengan pengawasan dari guru di sekolah. Pemantauan terpadu ini akan memberikan banyak masukan yang menyeluruh bagi orangtua mengenai perilaku anaknya di luar rumah.

Tak Ada Kata Terlambat

Menurut Faisal, tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya.

Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua berkaitan dengan hal tersebut. Ketika orangtua terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.

Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur.

0 Demam Bb

Minggu, 01 Januari 2012

Remaja Demam BB-an

Demam Smartphone tak hanya dari kalangan orang dewasa saja atau pekerja tingkat menengah ke atas. Kini anak muda atau kata bekennya remaja masa kini pun banyak menggunakannya.  Mulai dari orangtua, mahasiswa-mahasiswi, siswa-siswi  setingkat SMA dan SMP, bahkan juga tak ketinggalan anak SD. 
Smartphone yang lumayan ngetrend saat ini ialah Blackberry. Hasil pantauan kami menunjukkan  bahwa popularitas Blackberry di kalangan remaja memang berkembang pesat. Ibaratnya seperti selokan yang tertumpuk sampah, lalu hujan datang dengan begitu derasnya dan terjadilah banjir.  Begitulah yang terjadi dengan penggunaan Blackberry yang begitu pesat sekali. Istilah umumnya lagi ngetrend. Dengan adanya Blackberry semakin banyak tersitanya waktu. Aplikasi dan kemudahan teknologi digital ini membuat komunikasi semakin menarik dan membuat lupa diri. Mereka semakin menjadi-jadi dengan hadirnya Blackberry karena kemudahannya berselancar di dunia maya. Namun, dengan kecepatan dan percepatan mengakses dunia luar inilah yang  membuat remaja menjadi kurang begitu memperhatikan keadaan di sekitarnya.

Dengan adanya Blackberry komunikasi antara anak dan orang tua tidak lagi seharmonis biasanya. Dampak negatif lainnya bisa  membuat remaja ketagihan karena terlalu berkonsentrasi dengan dunianya sendiri. Bisa-bisa berdampak buruk semacam semi-autis dan kurang tanggap terhadap sesuatu hal. Hal ini pastilah berdampak buruk bagi perkembangan psikis dan konsentrasi remaja dalam belajar. Blackberry yang mana merupakan alat teknologi paling ngetrend saat ini membuat remaja menjadi ketergantungan. Selain itu, bila pin Blackberry diketahui orang lain maka orang tersebut akan langsung dapat menambahkan nama Anda ke dalam daftar kontaknya. Hal ini bila tidak disaring sedemikian rupa akan membuat pergaulan remaja menjadi kurang beretika karena tidak lagi mengenal siapa lawan bicara. Belum lagi akses-akses situs porno dengan sangat mudah sekali diperoleh.

Hal senada juga diutarakan oleh  Eriyanti Novita, S. Psi, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area bahwa dampak negatif dari Blackberry menyebabkan remaja lupa waktu, lupa akan diri sendiri, dan lupa segalanya. Namun, tidak perlu adanya penyaringan penggunaan Blackberry di kalangan  remaja karena akan membuat remaja semakin penasaran, ingin mencari dan terus mencari. Hal yang perlu diperhatikan adalah peran orang tua dalam memberikan wejangan rohani dan memberikan contoh yang baik terhadap anaknya.

Oleh karena itu remaja yang sudah diberi kepercayaan oleh orang tuanya sudah sepantasnyalah tahu  bagaimana dan kapan mereka dapat menggunakannya. Remaja perlu juga dihimbau dalam menggunakan Blackberry ala kadarnya saja. Maksudnya menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada secara cermat dan bijak. Remaja seharusnya bisa menggunakan fasilitisas yang disajikan untuk lebih mengarah kepada tujuan edukasi seperti mencari bahan-bahan pelajaran, mengerjakan PR, mencari referensi bahan bacaan.

Hera Chairunnisa juga mengatakan, "Blackberry bermanfaat sekali dalam membuka wawasan, menambah teman, serta memperluas pergaulan. Disinggung pula olehnya bahwa dampak buruk dari Blackberry yaitu tidak dapatnya orang tua mengontrol secara langsung pengaksesan yang dilakukan anaknya. Jadi jika ada penyimpangan yang dilakukan remaja dalam proses  pengaksesan, misalnya video porno, gambar-gambar asusila, dan lain sebagainya tidak dapat diketahui orang tuanya. Jadi belum semestinyalah kalangan remaja diberikan fasilitas Blackberry karena masa remaja penuh dengan kelabilan. Misalnya informasi yang didapatkan langsung diterima tanpa diserap terdahulu. Masih belum dapat memilih mana yang baik dan buruk. Jadi akses yang demikian luas memang belum sepantasnya didapatkan oleh remaja.


Menurut Aulia Andri S.Sos, M.Si, " Sudah sepantasnya kalangan remaja difasilitasi Blackberry karena banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan Blackberry tersebut. Di antaranya men-download bahan bacaan, mencari bahan referensi tugas-tugas sekolah atau kampus dan masih banyak lagi manfaat lainnya." Dengan kata lain Blackberry itu sangatlah penting untuk menunjang proses belajar mengajar di kalangan remaja. Hanya saja remaja yang dimaksud adalah kalangan remaja yang masuk pada level remaja segar bugar jasmani dan rohani.

Ajang Gaya-gaya
Sebagian  kecil orang beranggapan kehadiran  Blackberry sangat menunjang aktivitas mereka. Umumnya mereka ini adalah golongan menengah ke atas yang bergerak di bidang perusahaan besar atau para pebisnis. Namun, sebagian besar pengguna Blackberry di kalangan remaja menganggap kehadiran Blackberry sebagai simbol untuk status sosial atau gengsi-gengsian saja.

Hal ini dikarenakan terdapat aplikasi Blackberry yang terkenal yaitu BBM (Blackberry Messenger). BBM merupakan daya tarik yang sangat luar biasa dan bisa jadi andalan Blackberry sebagai pengganti pesan sms konvensional. Para pengguna Blackberry dengan leluasa dapat bertukar PIN untuk chatting. Remaja sering menganggap kalau ingin eksis di dunia maya maka memakai Blackberry adalah jalan cepatnya.  Fitur-fitur yang disajikan Blackberry oleh para remaja lebih terfokus dalam beraktivitas di jejaring sosial semacam facebook, twitter, dan lain sebagainya.

 Remaja menggunakan Blackberry kesannya tampak mewah dan beranggapan gaul. BBM (Blackberry Messenger)  inilah yang membuat komunitas tertentu berkomunikasi lebih mudah. Bahkan sebagian remaja beranggapan bahwa memiliki Blackberry dapat meningkatkan kepercayaan diri.

Sering sekali toh, bila kita jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau tempat tongkrongan di mall, sekolah, dan tempat lainnya para remaja sering menggenggam Blackberry di tangan kirinya dan pemikiran bagi yang melihatnya langsung mengatakan "wah" atau "mewah" sekali memiliki Blackberry dibandingkan handphone biasa atau standar.

 Melihat penyakit remaja masa kini yaitu sindrom Blackberry, sebenarnya ada sesuatu hal yang mengganjal dibenak kita pribadi masing-masing. Penyakit gengsi lebih menonjol di kalangan remaja. Maaf, bukan berarti merendahkan pengguna Blackberry yang melek teknologi. Namun kenyataannya sering kita jumpai banyak pengguna Blackberry tidak mengerti banyak hal tentang fungsi aplikasi-aplikasi maupun fitur-fitur yang terdapat di Blackberry itu sendiri.  

0 Sungai Mahakam


Sungai Mahakam Ada Naga



Dua hari lalu, saya mendengar berita di radio el-shinta bahwa ada ular yang diameter dan panjangnya mirip naga. Maksudnya, diatas rata-rata ular biasa. Diameternya sebesar drum minyak. Wuih gede banget. Ular tersebut muncul di sungai Mahakam. Menurut narasumber yang sedang diwawancarai, konon kemunculan ular besar inilah yang menyebabkan sungai Mahakam meluap serta membanjiri perkampungan sekitar saat ini. ini tentang deskripsi sungai Mahakam. Berikut deskripsi kemunculan ular tersebut diambil dari suara01.wordpress.com/2010/02/05/inilah-foto-nagaular-raksasadi-sungai-mahakam-kaltim/:
Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.
Ular raksasa yang melintas di sungai itu diyakini masyarakat Suku Dayak sebagai naga. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, sebenarnya peristiwa kemunculan naga terjadi Jumat (29/1/2010).
Saat itu sebuah longboat berangkat dari Long Bagun menuju Long Pahangai. Longboat tiba siang hari di Kampung Long Tuyuq, hulunya Riam Haloq. Saat itulah motoris dan penumpang longboat melihat sepasang ular raksasa melintas di permukaan Sungai Mahakam dari arah berlawanan.
Begitu mengetahui sepasang naga lewat, motoris langsung menepikan longboat ke tepi sungai karena khawatir menjadi korban. “Ternyata kedua naga itu berjalan terus dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran longboat,” tutur Dodik, yang mendengar cerita dari keluarganya di Mahakam Ulu.
Setelah itu, motoris dan beberapa penumpang langsung mengambil gambar menggunakan ponsel berkamera karena menganggap itu sebuah momen langka. Di wilayah Kubar sendiri foto ular raksasa itu telah tersebar dan masyarakat menjadi heboh.
Menurut seorang warga Kampung Lutan, Kecamatan Long Hubung, sebenarnya ada dua naga yang terlihat. Satu naga diyakini berjenis jantan karena di kepalanya ada dua tanduk dan naga betina karena tidak ada tanduknya. Kedua binatang itu memiliki empat kaki, warna kulit hitam dengan panjang sekitar 40 meter dan diameter tubuh sekitar 60 sentimeter.
Ia menambahkan, sebelumnya di Long Tuyoq bahkan ada seorang warga dan anaknya yang sedang berburu babi melihat ular raksasa tersebut. Saking kagetnya, sang anak sampai tidak bisa berbicara hingga kini.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kemunculan naga bagi Suku Dayak adalah sebuah pertanda, yakni pemberitahuan akan turun hujan lebat yang diiringi banjir yang terjadi tiga hari setelah kemunculan ular raksasa. Hal itu lebih meyakinkan karena sejak Senin (1/2/2010) hingga Rabu (3/2/2010), air Sungai Mahakam meluap dan mengakibatkan banjir yang melanda beberapa kecamatan di sepanjang Sungai Mahakam, di antaranya Long Bagun, Laham, Long Hubung, Long Iram, Tering, Melak, Muara Pahu, Penyinggahan, dan Mook Manaar Bulatn.
Sulit akses 
Kampung Long Tuyoq terletak di Kecamatan Long Pahangai. Memiliki luas 126,95 kilometer persegi dan dihuni mayoritas Suku Dayak Bahau Busang. Mereka tinggal di sepanjang Sungai Mahakam dengan mata pencarian sebagai petani tadah hujan, karet, vanili, berburu, dan penambang emas tradisional.
Long Tuyoq merupakan daerah yang terpencil sehingga akses menuju ke sana cukup sulit. Dari Samarinda jika menggunakan pesawat kecil DAS, membutuhkan waktu 1 jam hingga di Datah Dawai. Setelah itu harus melanjutkan perjalanan dengan ketinting menuju hilir Sungai Mahakam, membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Jika menggunakan longboat butuh waktu 1 jam.
Sementara jika menggunakan kapal motor (taksi air) dari Samarinda menuju Long Bagun membutuhkan waktu dua hari. Dari Long Bagun dilanjutkan dengan menggunakan speedboat, tarifnya Rp 500.000 per orang, sedangkan longboat Rp 400.000 per orang.
Butuh waktu 12 jam dari Long Bagun sampai di Long Tuyoq. Jalur sungai yang dilewati penuh tantangan dan risiko karena harus menghadapi keganasan riam-riam yang ada di sepanjang Sungai Mahakam. Riam yang dikenal paling ganas adalah Riam Panjang dan Riam Udang, di sana terdapat batu-batu karang yang tajam serta pusaran air yang siap menelan perahu jika tak berhati-hati melintas. Di kanan-kiri Sungai Mahakam menuju Kampung Long Tuyoq ditumbuhi pohon-pohon besar seukuran tubuh kerbau.
Ular 33 meter 
Sebelumnya, pada Februari 2009, Kalimantan juga bikin heboh dunia saat muncul sebuah foto udara yang memperlihatkan ular raksasa tengah melintas di sebuah sungai di Sarawak, Malaysia. Ular raksasa itu berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan.
Sebuah foto ular raksasa terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut. Ular berwarna hitam itu sangat besar, hampir memenuhi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Air beriak di kiri kanannya. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter, 11 Februari 2009.
Foto itulah yang menjadi perdebatan. Kalimantan memang memiliki ular-ular raksasa. Namun, selama ini ular yang besar yang baru ditemukan adalah sejenis sanca atau piton atau masyarakat Kalimantan menyebutnya ular sawah, yang panjangnya belasan meter.
Namun, ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, itu jauh lebih panjang dan besar dibandingkan dengan temuan piton. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter.
Gambar tersebut diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir yang kemudian diterbitkan oleh Utusan Sarawak, sebuah koran lokal. New Straits Times di Kuala Lumpur juga memuat foto tersebut, yang kemudian dirilis oleh The Telegraph, Inggris.
Ada juga yang tidak memercayai foto itu dan menganggapnya rekayasa semata. Hal itu karena terlalu jauhnya pengambilan gambar ular tersebut. Benar atau tidak, foto itu sudah membuat masyarakat di sekitar Serawak, khususnya Sibu, ketakutan sebab sungai itu merupakan urat nadi transportasi masyarakat selama ini.
Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat, memang dipercaya tentang adanya ular besar di kawasan tersebut yang bernama Nabau. Menurut kepercayaan, Nabau merupakan ular dengan panjang 80 meter dengan kepala naga dan tujuh lubang hidung. Masyarakat desa yang tinggal di Sungai Baleh Borneo memercayai makhluk mistik tersebut. Selain itu, masyarakat memang sering melihat ular-ular besar di kawasan itu.
Nah, bila kedua foto itu asli, apakah ular yang terlihat itu sejenis piton atau anaconda? Hingga kini memang belum ditemukan adanya anaconda di Kalimantan.
Rekor ular terpanjang saat ini memang anaconda (eunectes) dari Amazon. Anaconda merupakan keluarga boa. Panjang anaconda yang terbaru ditemukan adalah 50 kaki, tetapi para ilmuwan percaya ada anaconda yang panjangnya 80 kaki, bahkan 100 kaki dari temuan kulit ular tersebut oleh sebuah ekspedisi ilmuwan Inggris tahun 1992. Dalam keluarga anaconda, menurut situs lingkungan Mongabay, yang terbesar adalah anaconda hijau (Eunectes murinus). Panjangnya mencapai 43 meter.
Piton Asia adalah ular terpanjang kedua. Ilmuwan menyebutnya Asiatic reticulated python (Python reticulatus). Piton terpanjang yang ditemukan di kawasan Kalimantan panjangnya 33 kaki dan merupakan rekor dunia sanca terpanjang saat ini. Para ilmuwan percaya panjang piton bisa mencapai 50 kaki atau sekitar 15 meter.
Bedanya, anaconda lebih langsing dan ahli berenang. Sementara piton lebih gemuk dan hanya suka kelembaban, bukan di air. Anaconda menggigit mangsanya sampai mati sebelum menelan, sementara piton menggunakan kekuatannya dengan membalut mangsa sampai tulang-belulangnya hancur atau tak bergerak lagi, kemudian ditelan bulat-bulat.
Awal Februari tahun lalu, para ilmuwan juga menemukan fosil ular seberat sebuah mobil kecil. Ular itu diperkirakan bisa melumat binatang seukuran sapi. Monster sepanjang 45 kaki bernama Titanoboa ini sangat besar dan hidup dengan memakan buaya dan kura-kura raksasa. Beratnya mencapai 1,25 ton. Ia biasa merayap di sekitar hutan-hutan tropis Amerika Selatan 60 tahun silam. (alex pardede/tribunkaltim cetak)




Toni Imang: Naga Raksasa Itu Memang Ada
Munculnya binatang raksasa yang diyakini warga hulu Sungai Mahakam Kalimantan Timur sebagai naga ini dibenarkan oleh drs Toni Imang, Kabag Sosial, Kabupaten Kutai Barat. “Kebetulan yang disebut dalam berita itu adalah kampung halaman saya,” katanya saat dihubungi via ponselnya, Jumat (5/2/2010).
Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter, dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.
“Di masyarakat kami di pedalaman hulu Mahakam, binatang itu namanya lengian atau naga air. Sejak saya masih kecil, saya sudah mendengar cerita semacam itu. Secara fisik, saya belum pernah melihat binatang itu. Tetapi telapak naga yang ditinggalkan saat binatang seperti itu melintasi daratan, sawah, atau kolam saya pernah melihat,” katanya.
Areal yang dilewati binatang itu biasanya rusak, pematang sawah hancur, tembok-tembok kolam juga terbelah. “Bebatuan saja bisa berantakan. Kami dulu berpikir, apakah terjadi gempa bumi? Mengapa hanya di daerah dekat-dekat sungai atau air, dan sangat lokal yang rusak,” katanya.
Toni mendeskripsikan binatang seperti itu sungguh besar dan dianggap binatang ajaib oleh masyarakat setempat. Namun, kehadiran naga raksasa belum pernah terdokumentasi dalam rupa tulisan atau gambar, masih sebatas kabar dari mulut ke mulut. “Jangankan melihat, mendengar namanya saja kami sudah takut,” katanya.
Saat ditanya, apakah kemunculan naga raksasa terkait dengan bakal terjadinya bencana atau banjir, Toni Imang mengatakan tidak tahu. “Wah, apa sejauh itu?” katanya seraya tertawa.
Ketika ditanya, apakah binatang itu muncul ke air karena mencari habitat baru atau karena terusik, dia mengatakan sangat mungkin karena di pegunungan mereka kekurangan air. “Biasanya mereka tinggal di gua-gua atau anak-anak sungai di hulu. Ketika menjadi besar, binatang itu kemudian mencari habitat baru yang lebih baik,” katanya.